Search This Blog

TRANSLATE THIS BLOG

Sunday, July 03, 2022

Kenapa Self-Growth Penting Dalam Hubungan

Beberapa tahun yang lalu, saat akhirnya aku publish bahwa aku punya pacar (yang saat ini suamiku), banyak orang yang terkejut karena sangat tiba-tiba. Apalagi, 8 bulan setelah nya aku bertunangan/sangjit. Mulai banyak yang bertanya-tanya kenapa kami memutuskan menikah dengan begitu cepat? 🤔

Hubungan



"Kok bisa sih?", mungkin itu adalah pertanyaan yang paling banyak ditanyakan. Di saat banyak orang-orang yang putus cinta, tidak puas dalam hubungan, aku malah tiba-tiba prewed dan menikah di tahun yang sama. Yang mana, ada yang mengira kalau aku hamil di luar nikah.

Sekedar sharing, aku punya prinsip tidak mau berhubungan sex di luar nikah. Jadi, alasan menikah karena hamil itu tidak terjadi kepadaku. Bukan itulah alasan kenapa kami memutuskan untuk menikah. 😂 

Walaupun banyak orang mengira hubungan aku dan suami mulus-mulus saja, tapi kalau boleh aku jujur di sini, tidak semudah itu kok. Kami juga mengalami banyak kendala, pertengkaran, perbedaan pendapat, dan bahkan kami sempat hampir putus hubungan karena perbedaan latar belakang keluarga kami yang sangat bertolak belakang. 

Nah, apa sih yang membuat hubungan kami bisa bertahan bahkan bisa lanjut sampai menikah? 

Sebelumnya, perlu kalian ingat dulu 'Tidak ada pasangan yang 100% cocok', yang ada adalah saling mengerti dan menghargai perbedaan yang ada sehingga ketemu titik temu yang baik untuk keduanya.

Kalau kalian sudah baca mengenai post aku mengenai Self-Growth di sini, maka seharusnya kalian sudah cukup mengerti yah konsepnya dan mungkin sudah ada yang memulainya? 😍


Kira-kira beberapa bulan sebelum aku kenal dengan suamiku, aku mengalami masa-masa kehancuran mental yang membuat aku kehilangan jati diriku. Saat itu, rasanya aku ingin mati saja dan merasa tidak ada gunanya aku hidup di dunia ini. Namun, di sisi lain, karena sakit hatiku dan rasa penghinaan yang aku alami disanalah aku mulai bangkit dan ingin mengembangkan diriku. Saat aku jatuh, di situlah aku sadar bahwa aku harus menjadi orang yang lebih baik dan lebih berkembang.

Aku mulai menghabiskan waktu untuk healing dan juga merenung mengingat semua kesalahan yang pernah aku lakukan. Saat aku merasa diriku rendah, di situlah aku melihat ada celah untuk aku memperbaiki diri. Terkadang, walaupun apa yang orang lain katakan mengenai diri kita tidaklah benar, namun, kita tetap memikirkannya dan tenggelam dalam itu. 

Di saat aku perlahan mulai merasa lebih baik dan juga secara mental lebih stabil, aku dipertemukan dengan suamiku. Yang bagiku, kisah dengannya sudah dirancang oleh Tuhan untuk tidak terlupakan. 

Bagi banyak orang, pacaran hanyalah pacaran, tidak perlu terlalu serius yang penting kenal dulu dan jalanin dulu. Sedangkan bagi aku dan suami, pacaran adalah status untuk melabeli sebuah hubungan sebelum pernikahan. Waktu yang kami habiskan selama pacaran adalah untuk saling mengenal dan juga menyiapkan mental agar lebih yakin dengan keputusan kami.

Hubungan pacaran dengan calon suami bukanlah hubungan pacaran anak-anak biasa, tapi, ada komitmen di sana dan juga keinginan untuk dapat meneruskan hubungan ini ke tahap selanjutnya. Di masa-masa inilah hasil mengembangkan diri (self-growth) tidak sia-sia karena kedewasaan mental dan kepribadian sangat menentukan keberhasilan sebuah hubungan untuk jangka panjang. Tentu saja, harus dari keduanya yah bukan salah satu saja.


Dengan adanya self-growth:
> kita belajar menjadi pribadi yang lebih dewasa
> mengontrol pikiran negatif
> belajar menyeimbangkan emosi dengan logika
> berusaha untuk mengerti satu sama lain
> belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran dengan jujur
> berdiskusi secara dewasa dengan pikiran yang terbuka
> tau kapan harus berhenti bicara dan mendengarkan
> selalu sadar untuk introspeksi diri
> mencintai diri sendiri sehingga dapat mencintai orang lain 
> mudah menerima masukan dan kritik dari pasangan
> bisa mengakui kesalahan dan berubah lebih baik
> dan lain sebagainya.. 

Ini adalah beberapa perubahan yang dihasilkan dari pengembangan diri atau self-growth yang akan sangat membantu dalam hubungan suami istri, bahkan dengan orang lain. 


Orang-orang yang tidak pernah 'self-growth' akan selalu menyalahkan pasangannya atau dirinya sendiri terus menerus tanpa tau apa yang salah. Mereka biasanya akan selalu 'stuck' dalam hubungan yang tidak jelas dan selalu mengulangi kesalahan yang sama tanpa memperbaiki diri mereka. Ini yang disebut 'ngeyel'.. 

Aku sering sekali melihat pasangan yang hubungannya gagal namun mereka tidak sadar apa yang salah dalam hubungan mereka. Kebanyakan malah saling menyalahkan pasangannya dan juga jadi kepahitan dengan lawan jenis. Padahal, bukan itu solusinya. 

Perpisahan (putus) pasti bisa terjadi dalam sebuah hubungan dan apapun sebabnya, kesalahan biasanya ada di ke dua belah pihak. Jadi, semisal kita sudah berusaha namun pasangan kita tetap tidak peduli. Di situlah edukasi yang telah kita pelajari dalam hal analisa masalah dan ketegasan, akan dapat memutuskan yang terbaik bagi hubungan kita, demi kebaikan bersama. Jangan mau terjebak di dalam hubungan yang toxic! 


Sebelum kita ingin memiliki hubungan yang serius dan indah, alangkah baiknya jika kita mulai memperbaiki dan mengembangkan diri kita dulu. Bisa dari segi kepintaran/pengetahuan, mental/psikologis, fisik/penampilan, kepribadian, cara berpikir dan juga cara membawa diri juga penting untuk dipelajari sekaligus dikembangkan. Jika kita dapat mempelajari self-growth, otomatis value kita juga akan naik dan membawa diri kita ke experience yang lebih baik. 

Jangan menjadi orang yang sulking dan menyalahkan dunia padahal kita belum melakukan apapun dan belum berusaha secara tepat. Belajar dan berkembang adalah hal yang perlu dilakukan seumur hidup karena dunia ini terus bertumbuh. Masa iya kita mau jalan di tempat saja dengan alasan 'mau diterima apa adanya?'. 

Yakin itu apa adanya atau hanya males? Hanya kita yang mengetahui jawabannya. 😉

Yuk stop bikin excuse! Jangan lupa mulai self-growth yah~



























 

Tips Untuk Mencari Pasangan Yang Cocok