Search This Blog

TRANSLATE THIS BLOG

Friday, May 19, 2023

Mengapa Social Media Memicu Depresi?

Saat ini, depresi bagi generasi tertentu adalah hal yang keren dan menjadi 'tren'. Entah dia beneran depresi klinis atau hanya mengada-ada alias depresi buatan untuk ikut-ikutan arus.



Depresi itu apa sih? Kenapa menjadi keren? Bagi sebagian orang, menjadi depresi adalah label yang perlu disematkan ke diri mereka sendiri supaya dapat di 'notice' oleh orang lain. Menjadi depresi juga menjadi sesuatu hal yang keren karena mereka ingin menyebarkan ke seluruh dunia mengenai betapa sedihnya hidup mereka karena depresi. Mereka butuh pengakuan bahwa walaupun depresi, mereka masih bisa bertahan hidup di dunia yang sulit ini.

Apakah mereka beneran depresi? Tidak ada yang tau sebelum mereka pergi ke psikiater.


Tren menjadi depresi di social media dimulai dengan penggunaan kata-kata depresi di berbagai ekspresi dan banyak kesempatan secara berlebihan. Contohnya: 

"duh tadi diomelin nyokap, depresi deh gue"

"depresi ditinggal ayang"

"susah banget sekolah, depresi berat pengen bundir"

dan lain sebagainya yang mana depresi dianggap hanya seperti perasaan sedih biasa, yang seolah-olah dapat hilang dalam 1 sampai 2 hari.


Depresi memang adalah gangguan psikologis yang sangat normal dan dialami oleh banyak orang. Jadi bisa saja memang mereka depresi, hanya saja cara mereka mengekspresikan diri seperti itu untuk diperhatikan oleh orang lain.

Saat ini, depresi semakin banyak seperti jamur karena adanya media sosial yang menampilkan segala sesuatu yang indah dan gemerlap. Hidup settingan yang ditampilkan di media sosial membuat orang-orang yang mudah iri hati dan kurang bersyukur menjadi galau. Mereka jadi membanding-bandingkan hidup mereka terus menerus dengan orang lain, setiap hari. Kebiasaan ini dapat menyebabkan low self-esteem alias perasaan dimana kita merasa diri kita lebih rendah dari orang lain dan selalu kurang segalanya. Biasanya orang yang punya low self-esteem juga suka tidak percaya diri dan dapat memicu depresi.

Semua kenikmatan hidup, kekayaan, kesuksesan dan kecantikan palsu yang ditampilkan di media sosial memang sengaja dikemas dengan apik untuk memancing penonton. Konten seperti ini memang ditujukan untuk pamer dan juga sebagai bentuk pengakuan sosial. Flexing kalau bahasa kerennya sekarang, memang dijadikan ajang untuk menunjukkan siapa yang paling baik dalam hal apapun. Konten-konten seperti inilah yang dapat membuat orang-orang biasa menjadi iri hati dan kurang bersyukur dengan apa yang dimiliki. Perasaan kurang cantik, kurang kaya, hidup dia lebih enak, dia lebih beruntung bisa membuat mood naik turun dan perasaan semakin terpuruk. Keterpurukan yang terus menerus, mood yang selalu rendah dapat memicu depresi dan kemarahan tersembunyi di dalam hati karena adanya ketidakpuasan dalam hidup.

Padahal, bisa jadi hidupnya tidak seburuk itu. Hanya saja karena setiap hari melihat media sosial dimana jadi ajang pamer banyak orang, mereka merasa kehidupan orang lain lebih indah dan baik.

Sebaiknya anak-anak yang masih bertumbuh dan labil diberi batasan untuk surfing dunia media sosial karena tidak ada gunanya untuk pertumbuhan emosi dan mental mereka. Yang ada jadi memicu depresi dan mereka belajar hal-hal yang tidak baik. Ingat untuk selalu mengawasi anak yah selama masa pertumbuhan.

Bagi kita kaum-kaum pengguna media sosial, gunakanlah platform yang ada dengan bijak. Ikuti akun-akun yang dapat mengembangkan diri kita baik secara emosi, skill, intelektual, kepribadian, kesehatan dan yang lainnya. Tidak perlu mengikuti akun-akun yang hanya membuat hidup kita tidak lebih baik, yang malah membuat diri kita menjadi tidak puas dengan diri sendiri.

Apakah kalian tahu? Waktu yang kita habiskan untuk scroll Instagram dan Tiktok, bisa digunakan untuk hal yang lebih berguna seperti belajar sesuatu yang baru, membaca buku, berkomunikasi dengan orang-orang yang kita sayangi, dan juga menonton seri-seri pengetahuan untuk memperkaya diri kita. Jika kalian menggunakan media sosial untuk berbisnis, maka fokuslah di sana. Jangan habiskan waktu kalian untuk scroll-scroll yang tidak berguna karena selain menghabiskan waktu, kalian juga tidak mendapatkan apapun. Waktu yang kalian habiskan untuk hal yang tidak berguna dapat membuat mood turun dan menyebabkan gejala depresi. So, please gunakan medsos dengan bijak. :'D

Banyak sekali orang-orang yang menghabiskan waktunya untuk bermain game dan scroll-scroll medsos selama berjam-jam! Dan mereka mengeluh bahwa mereka tidak punya waktu untuk mengerjakan tugas sekolah/kuliah, tidak punya waktu mengurus anak, tidak punya waktu olahraga, padahal waktunya sudah dihabiskan untuk hal yang tidak produktif. Bayangkan berapa banyak waktu yang terbuang percuma?

Waktu sangat berharga. Waktu tidak bisa kita beli lagi dengan berapapun uang yang kita punya. Jangan sampai menyesal di kemudian hari yah.




Tips Untuk Mencari Pasangan Yang Cocok