Saturday, May 28, 2022

In memories

Beberapa hari ini, keluarga besarku sedang berduka yang sangat mendalam karena kehilangan salah satu akar dari pohon besar keluarga kami yaitu my 4th shushu. Berita ini sangat mengejutkan aku dan suami. Saat mendengar kabar itu dari suamiku, hatiku mencelos dan tidak percaya. Bagaimana bisa orang yang memiliki jiwa sekuat besi itu pergi begitu cepat? Aku baru saja mengunjunginya beberapa minggu yang lalu.. 😢

Shushu ini adalah seorang romo besar di komunitas Buddhist Jakarta, terutama daerah Jakarta Barat. Ia sangat dihormati oleh para rekannya dan menjadi teladan bagi banyak orang. Selama ini, aku tidak begitu mengetahui sepak terjangnya. Yang aku tau, ia adalah aktivis vihara dan senang membantu orang. Selain itu, ia juga sangat rajin meditasi sampai menjadi guru spiritual bagi banyak orang. 

Di hari kepergiannya, banyak sekali orang datang dari segala penjuru untuk mengantar kepergiannya. Tidak sedikit orang yang menangis dan merasa sangat kehilangan. 

Shushu terkena kanker hati yang berkembang cukup parah sehingga ia tidak bisa mengganti hatinya lagi. Walaupun waktu dikatakan seperti menghitung hari, ia tidak patah semangat dan menjalani hidupnya dengan penuh ketenangan. Beliau tidak pernah mengeluh, merasa lelah, dan merasa sakit. Segala macam bentuk penderitaan fisik yang ia rasakan dianggap sebagai latihan. 

Baru kali ini aku bertemu dengan orang sakit yang tidak mengeluh, padahal sakitnya bukan sakit yang ringan lho melainkan sakit yang tidak ada penyembuhnya. Sampai hari ini aku masih amazed mengingat shushu naik ke lantai 5 seorang diri dengan tubuh kurus dan lemahnya hanya untuk menjamu kami. 👏🏻 

Kepergian beliau begitu cepat sehingga meninggalkan kesedihan yang cukup mendalam bagi anggota keluarga, termasuk diriku sendiri. 

Aku adalah keponakan tertua dan cucu pertama dari garis keturunan keluarga, sehingga aku memiliki cukup banyak kenangan dengan shushu ini. Beliau adalah shushu yang sangat gaul dan baik hati. Ia tidak pernah memarahi kami dan selalu mengerti kenakalan keponakan-keponakannya. Bisa dibilang ia shushu yang paling pengertian dan menyayangi kami apa adanya. 

Shushu juga tidak pernah menjudge kami, ia orang yang sangat positive thinking. Ini juga terbukti disaat ia sakit, semua teman-temannya berkata bahwa shushu ini adalah orang yang sangat tenang, kuat dan berpikiran positif.

Beliau adalah teladan bagi banyak orang. Aku ingin sekali memiliki ketenangan seperti dirinya dan pengendalian diri yang sangat baik. Ia sangat tenang menghadapi penyakitnya dan memiliki mental yang sangat kuat. Hal ini membuktikan bahwa selama ini ajaran buddha dan latihan yang ia lakukan tidak sia-sia. 

Aku hanya berharap dengan tulus bahwa cita-citanya dapat tercapai sesuai dengan kepercayaan imannya. Selain itu, semoga ia dapat beristirahat dengan tenang dan meninggalkan dunia ini dalam damai ke sisi Tuhan.



Tips Untuk Mencari Pasangan Yang Cocok